Memberi makanan pendamping air
susu ibu (MPASI) tak hanya dibutuhkan kreativitas, tapi orang tua juga perlu
memiliki pengetahuan yang cukup, agar bayi lahap saat makan MPASI. Sebab jika
tidak, Si Kecil bukannya tumbuh menjadi anak yang suka makan buah dan sayuran,
namun justru menjadi anak yang sering melakukan aksi 'Gerakan Tutup Mulut.'
Menurut World Health
Organization, ada 7 faktor yang Moms harus ketahui saat memberikan MPASI, yakni
usia, frekuensi, jumlah, tekstur, variasi, respons, dan kebersihan. Dalam
pemilihan menu makanan pada bayi, MPASI terbagi menjadi 6-9 bulan, 9-12 bulan, dan
12 bulan ke atas.
Bicara soal frekuensi pemberian
MPASI, bayi usia 6-9 bulan perlu diberi 2-3 kali MPASI per hari, dengan
diselingi 1 kali camilan. Untuk bayi 9-12 bulan, MPASI diberikan 3-4 kali,
diselingi 2 camilan. Selanjutnya bayi 12 bulan ke atas, makanan utamanya
diberikan 3-4 kali, diselingi 1 camilan.
Sementara jumlahnya? Jika usia
anak Anda baru 6 bulan, maka asupan MPASI-nya itu maksimal 125 ml. Karena,
takaran makan usia bayi 6-9 bulan itu jumlahnya 2-3 sendok makan yang kemudian
meningkat sampai sekitar 125 ml.
Selanjutnya usia 9-12 bulan,
mengalami penambahan porsi makan, yaitu dari 125 ml menjadi ¾ mangkuk. Yang
kemudian meningkat jadi 1 mangkuk. Sementara untuk bayi di atas 12 bulan, porsi
makannya dimulai 2/3 sampai ke 1 mangkuk.
Kemudian tekstur, Anda harus
sebisa mungkin membuat MPASI yang kental. Karena, itulah patokan MPASI yang
bagus. Di samping itu, jangan lupakan melakukan variasi saat memberi MPASI.
Artinya, Anda juga terpaku hanya pada satu asupan pokok saja, namun memberikan
makanan pokok, seperti jagung, gandum, kentang, dan ubi.
Pemberian Makan Secara Responsif
Nah, bagaimana pemberikan makan
secara responsif? Di bawah ini kami sudah merangkum hal-hal yang memudahkan
moms memberikan MPASI kepada anak. Bahkan agar ia lahap saat makan. Caranya
ialah sebagai berikut.
1. Jangan langsung memberi susu
Ya, ini terkait banyak para ibu
yang saat anak menggeleng saat ditawari makanan, ia langsung memberikannya
susu. Apakah Anda salah satunya, Moms? Semoga tidak ya. Sebab, kalau hal ini
dibiarkan, maka jumlah asupan susunya per hari bisa seperti asupan air mineral,
yakni 7-8 gelas. Kondisi inilah sebenarnya yang membuat anak jadi menolak
tawaran makan, karena perut mereka sudah penuh.
Di sisi lain, susu sendiri
merupakan asupan pelengkap, bukan asupan pokok untuk memenuhi nutrisi harian
anak. Adapun solusi dari kondisi ini ialah Moms perlu mengajak mereka main
dulu. Tujuannya, agar tercipta rasa lapar dalam diri anak. Dengan cara ini,
kelak ia bakal relatif mudah diberikan makan.
2. Beri batasan waktu makan
sebanyak 30 menit
Mungkin ini target yang tidak
realistis bagi sebagian ibu, karena banyak dari mereka mengaku kalau waktu
makan anak mereka itu lebih dari sejam. Baiklah, memang memberi makan tidak
segampang membalikan telapak tangan. Tapi, sayangnya membatasi waktu makan
harus dibiasakan, Moms. Sebabnya, tubuh akan mengirimkan sinyal yang mengatur
rasa kenyang ke otak setelah ia makan 30 menit. Jadi, kalau lebih dari waktu
itu Anda masih mencoba menyuapi anak makan, peluang anak menolak saat diberi
makan sangat tinggi. Karena sinyal rasa kenyang sudah dikirim ke kepala mereka.
3. Jangan langsung memberi
makanan keras
Ingat ya moms, sistem pencernaan
bayi itu sangat sensitif dan butuh adaptasi dari apa yang mereka makan. Jadi,
menurut jurnal Eat For Health: Infant Feeding Guidelines, jalan keluar dari
kondisi itu sebaiknya orang tua memberikan makanan sesuai dengan tahapan usia –
sesuai rekomendasi WHO.
Apa saja makanan di setiap
tahapan itu? Simak ulasannya di bawah ini:
Tahap 1: Memberi makanan bubur
saring atau bubur susu di usia 6-7 bulan.
Tahap 2: mengenalkan tekstur baru
lewat nasi lembek diusia 8-9 bulan
Tahap 3: Setelah mengenal tekstur
lembek, Anda boleh mengenalkannya ke tekstur yang lebih padat dan kental.
Contohnya seperti wortel, kentang, dan apel. Jika ia sudah berusia 10-12 bulan,
berikan Si Kecil keleluasaan makan sendiri dalam bentuk memegang makanannya.
4. Jangan memberikan anak gadget
saat ia makan
Tersebab, kondisi itu bakal fokus
anak jadi hilangdan mengurangi kenikmatan ia makan. Dari fenomena ini,hal yang
sering dilakukan banyak ibu ialah membiarkan anak menonton film kartun saat
makan.
Yuk, Berkreasi!
Bagi Moms yang tetap ingin masak
dan membuat variasi bubur untuk Si Kecil tapi memiliki aktivitas yang padat,
dapat memilih Promina Homemade. Perlu diketahui, Promina Homemade adalah bubur
MPASI yang cukup dimasak 10 menit saja, dan terdiri dari beras utuh plus daging
serta sayuran yang dikeringkan.
Istimewanya lagi, Promina
Homemade telah difortifikasi dengan gizi lengkap, termasuk zat besi, omega-3
dan omega-6, vitamin, serta mineral. Jadi, Moms tidak perlu khawatir lagi karena
memasak MPASI kini menjadi lebih simple dan terukur nutrisinya.
Promina Homemade ditujukan bagi
bayi berusia 8 bulan ke atas, dan memiliki dua varian rasa, yaitu Salmon
Kentang Wortel dan Ayam Brokoli Labu Kuning. Moms bisa memasaknya langsung,
atau menambahkan jenis sayuran serta protein lain yang disukai Si Kecil agar
makannya lebih lahap.
Saat usia anak sudah bertambah
dan kemampuan makannya menjadi lebih baik, Moms juga bisa membuat variasi menu
menggunakan Promina Homemade, seperti pizza atau bubur manado. Promina Homemade
dibuat tanpa MSG dan pengawet, sehingga tentunya aman bagi Si Kecil.